Cara Mengoperasikan Forklift dengan Benar untuk Mencegah Kecelakaan Kerja

Forklift adalah tulang punggung operasional di banyak industri, mulai dari pergudangan, manufaktur, konstruksi, hingga logistik. Namun, di balik peran vitalnya, tersimpan potensi risiko keselamatan yang tidak bisa dianggap remeh. Kecelakaan yang melibatkan forklift sering kali berakibat serius, baik bagi operator, pekerja di sekitarnya, maupun kerusakan pada material dan fasilitas. Artikel ini akan membahas secara mendalam tata cara mengoperasikan forklift dengan benar, sesuai standar keselamatan, untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan aman.

Cara Mengoperasikan Forklift dengan Benar untuk Mencegah Kecelakaan Kerja

Pemahaman Dasar: Forklift Bukan Kendaraan Biasa

Sebelum masuk ke teknis pengoperasian, penting untuk menyadari bahwa forklift memiliki karakteristik yang sangat berbeda dari kendaraan roda empat biasa. Pusat gravitasi forklift yang dinamis, terutama saat mengangkat beban, membuatnya lebih rentan terhadap oleng atau jungkir. Selain itu, pandangan operator sering terhalang oleh muatan. Pemahaman ini adalah fondasi dari setiap prosedur keselamatan.

Pilar Utama Keselamatan Forklift: Sebelum, Selama, dan Setelah Operasi

1. Pra-Operasi: Pemeriksaan dan Persiapan Menyeluruh

Langkah pertama pencegahan kecelakaan dimulai bahkan sebelum forklift dinyalakan.

  • Pemeriksaan Harian (Pre-Operational Check): Lakukan inspeksi visual dan fungsional secara rutin. Periksa tingkat oli, air radiator, dan bahan bakar. Uji rem, lampu (utama, sein, mundur, hazard), klakson, dan sistem hidraulik. Periksa kondisi roda, mast (tiang angkat), dan garpu (fork) apakah ada keretakan atau keausan yang berlebihan.

  • Lingkungan Kerja: Amati area operasi. Identifikasi rute perjalanan, permukaan lantai (rata, berlubang, licin), kemiringan, serta adanya pekerja lain, kendaraan, atau halangan. Pastikan jalur selalu bersih dari tumpahan minyak atau material yang berserakan.

  • Persiapan Operator: Hanya personel yang memiliki sertifikat kompetensi resmi (dari Kemnaker RI/Lembaga Pelatihan berizin) yang boleh mengoperasikan forklift. Operator harus dalam kondisi fisik dan mental prima, tidak sedang mengonsumsi obat yang mengantukkan, serta mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap: helm safety, sepatu safety, rompi high-visibility, dan celana panjang.

2. Selama Operasi: Teknik yang Benar dan Kewaspadaan Tinggi

Ini adalah fase kritis di mana kewaspadaan dan disiplin prosedural sangat diuji.

  • Naik dan Turun dengan Selamat: Selalu gunakan tiga titik kontak (dua tangan dan satu kaki, atau sebaliknya) saat naik atau turun dari kabin. Jangan pernah melompat.

  • Penyesuaian Kabin: Atur posisi kursi, kemudi, dan spion (jika ada) agar nyaman dan memberikan visibilitas maksimal.

  • Start dan Pemanasan: Nyalakan forklift, dengarkan suara mesin yang tidak biasa, dan biarkan sistem hidraulik mencapai suhu kerja optimal sebelum membebani.

  • Prinsip Stabilitas Segitiga: Forklift memiliki “stabilitas segitiga” yang dibentuk oleh dua roda depan dan satu titik di tengah roda belakang. Jaga beban selalu rendah (15-20 cm dari lantai) saat berpindah, dan miringkan mast sedikit ke belakang untuk menstabilkan muatan.

  • Teknik Mengangkat Beban:

    • Pastikan kapasitas beban tidak melebihi batas yang tertera pada nameplate (data kapasitas).

    • Masukkan garpu (fork) secara penuh di bawah beban.

    • Angkat beban hingga ketinggian aman untuk transportasi.

    • Jangan pernah mengangkat atau menurunkan beban saat forklift sedang bergerak.

  • Teknik Berkendara:

    • Kecepatan: Sesuaikan kecepatan dengan kondisi lingkungan. Ikuti batas kecepatan yang ditetapkan di area kerja (biasanya kecepatan jalan kaki).

    • Lawan Arus: Jika memungkinkan, atur lalu lintas satu arah di lorong gudang.

    • Berkendara dengan Beban: Beban harus diangkut dengan posisi rendah dan mast miring ke belakang.

    • Tanjakan dan Turunan: Selalu hadapi tanjakan atau turunan dengan forklift menghadap ke arah atas. Artinya, saat naik maju, saat turun mundur. Beban selalu berada di sisi atas (misal, saat mundur menuruni tanjakan, beban menghadap ke puncak tanjakan).

    • Pandangan: Jika pandangan terhalang oleh muatan besar, operasikan forklift secara mundur atau minta bantuan pengawas/pemandu.

    • Jarak Aman: Jaga jarak aman dengan kendaraan atau objek lain. Berikan ruang yang cukup untuk berhenti.

    • Hindari Belokan Tajam: Beloklah dengan kecepatan rendah untuk mencegah oleng atau jungkir.

    • Penggunaan Klakson: Bunyikan klakson saat mendekati persimpangan, pintu, atau area dengan visibilitas terbatas.

  • Prinsip “Lihat-Sebelum-Bergerak”: Selalu pastikan area di depan, belakang, dan samping forklift aman sebelum bergerak.

3. Setelah Operasi: Prosedur Parkir dan Penutupan

Keselamatan juga diterapkan saat mengakhiri operasi.

  • Parkir forklift di area yang ditentukan, jauh dari lalu lintas dan aktivitas lainnya.

  • Turunkan garpu (fork) hingga menyentuh lantai.

  • Tempatkan tuas transmisi di posisi netral, tarik rem tangan, dan matikan mesin.

  • Ambil kunci dan simpan di tempat yang aman.

  • Laporkan segera jika ditemukan kerusakan atau ketidaknormalan selama operasi.

Bahaya Utama dan Pencegahannya

  1. Jungkir Balik (Overturning): Penyebab utama kecelakaan fatal. Cegah dengan tidak membelok dengan kecepatan tinggi, tidak mengangkut beban melebihi kapasitas, dan selalu mengemudi dengan hati-hati di permukaan yang tidak rata.

  2. Tabrakan: Baik dengan pejalan kaki, kendaraan lain, atau rak. Cegah dengan menjaga kecepatan rendah, menggunakan klakson, dan menjaga pandangan jelas.

  3. Jatuhnya Beban: Dapat terjadi karena garpu tidak masuk sempurna, beban tidak seimbang, atau pengangkatan yang salah. Pastikan beban terikat dengan baik dan teknik angkat yang benar.

  4. Tertimpa Forklift: Saat turun/naik atau saat forklift bergerak mundur. Selalu gunakan tiga titik kontak dan waspada terhadap pergerakan forklift di sekitar.

Budaya Keselamatan: Tanggung Jawab Bersama

Keselamatan forklift bukan hanya tanggung jawab operator. Semua pihak yang berada di area kerja harus turut serta:

  • Manajemen: Menyediakan pelatihan berkala, prosedur operasi standar (SOP), dan inspeksi rutin.

  • Pekerja Lain: Selalu menjaga kesadaran situasional (situational awareness), tidak berjalan di depan/belakang forklift yang sedang beroperasi, dan menggunakan jalur pejalan kaki yang ditetapkan.

Membangun Tempat Kerja yang Aman Dimulai dari Pilihan yang Tepat

Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip di atas adalah investasi terbaik untuk mencegah kecelakaan dan kerugian. Namun, pengetahuan dan keahlian operator harus didukung oleh kualitas alat yang prima. Forklift yang sudah uzur, kurang perawatan, atau tidak sesuai dengan kebutuhan spesifik medan kerja justru dapat menjadi sumber bahaya baru.

Bagi yang membutuhkan solusi material handling yang tidak hanya andal tetapi juga menjamin keselamatan dan kepatuhan terhadap standar, pertimbangkan untuk menggunakan jasa sewa forklift dari penyedia terpercaya. Dengan menyewa, Anda mendapatkan unit forklift dengan kondisi terawat, pemeriksaan keselamatan rutin, dan spesifikasi yang dapat disesuaikan dengan proyek Anda, tanpa perlu pusing dengan biaya perawatan dan depresiasi.

Untuk solusi sewa forklift yang aman, terpercaya, dan didukung oleh unit serta operator bersertifikat, hubungi SAHABAT CRANE. Tim profesional siap memberikan konsultasi GRATIS untuk membantu Anda menentukan jenis forklift dan strategi operasional yang paling efisien dan aman bagi operasional bisnis.

Konsultasikan kebutuhan forklift Anda sekarang juga!
TLP/WA: 0812-2255-5757

Dengan memilih partner yang tepat, Anda tidak hanya mengoptimalkan produktivitas, tetapi lebih penting lagi, turut serta menciptakan budaya keselamatan kerja yang berkelanjutan. Mari bekerja cerdas dan bekerja aman.

KONTAK KAMI | SAHABAT CRANE

Hubungi VIA WA 0812-2255-5757

Related Posts